Jangan Ada Diskriminasi Penderita Kusta

Duta Kusta WHO Yohei Kasakawa bersama para penderita kusta
Duta Kusta WHO mengingatkan agar tidak ada diskriminasi pada penderita kusta di Indonesia.

idealoka.com Chairman  Nippon Foundation yang juga Duta World Health Organization (WHO) untuk Eliminasi Kusta, Yohei Kasakawa, mengingatkan agar jangan ada diskriminasi pada penderita kusta di Indonesia.

“Penyakit lepra (kusta) adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Kami mengingatkan kembali dan menghimbau pada media untuk menyebarkan pada masyarakat Indonesia agar jangan ada diskirminasi pada penderita lepra,” kata Yohei dalam bahasa Jepang usai bertemu penderita kusta di Desa Tanjung Kenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 15 Maret 2016.

Duta Kusta WHO Yohei Kasakawa menyapa penderita kusta
Yohei menyampaikan rasa kasih sayang dan simpatiknya pada penderita kusta. “Saya anggap bapak-bapak dan ibu-ibu ini keluarga saya sendiri. Saya sengaja datang jauh dari Jepang untuk bertemu bapak dan ibu. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang pernah lepra kami anggap sama dengan yang tidak pernah lepra, tidak ada bedanya,” katanya.

Ia juga mengingatkan jika ada anggota keluarga yang terindikasi menderita kusta agar segera diperiksa. “Secepatnya periksa ke dokter karena lepra bisa diobati,” katanya. Nippon Foundation yayasan yang didirikan keluarga Kasakawa yang menggeluti bidang kemanusian seperti kesejahteraan sosial, kesehatan masyarakat, dan pendidikan.

Yohei juga mengunjungi pasien kusta di RS Sumber Glagah yang merupakan rumah sakit rujukan kusta milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kunjungan Yohei ini dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia yang biasanya diperingati setiap tanggal 31 Januari. 
 
Duta Kusta WHO Yohei Kasakawa mengunjungi
pasien kusta di RS Sumber Glagah
Nippon Foundation merupakan salah satu penyumbang dana yang disalurkan melalui WHO untuk pemberantasan kusta di dunia. “Saya sudah lebih dari 40 tahun jadi duta untuk mengurangi penyakit lepra. Saya berjuang untuk menghilangkan lepra di muka bumi ini,” kata Yohei.  

Dalam kunjungannya ini, Yohei didampingi sejumlah pejabat dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Direktur RS Sumber Glagah Budiastuti Kusharjuni menyambut baik kunjungan Yohei bersama rombongan. “Beliau orang yang sangat peduli dengan pengurangan penyakit kusta di dunia,” kata Budiastuti.

Duta Kusta WHO Yohei Kasakawa bersama
manajemen dan staf RS Sumber Glagah
RS Sumber Glagah dulu bernama Balai Pengobatan Kusta Sumber Glagah yang berdiri tanggal 29 November 1952 dengan luas area 19 ribu meter persegi. Pada tanggal 4 Juni 1985 dinyatakan secara teknis medis RS Kusta Sumber Glagah dibina RS Kusta Sitanala, Tangerang, selaku Rumah Sakit Pembina Rujukan Nasional dan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi JawaTimur Nomor 17 Tahun 1988 dinyatakan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Daerah Propinsi Jawa Timur.

Selain fokus pada pengobatan penderita kusta, sejak Juni 1996 RS Sumber Glagah membangun fasilitas rawat inap dan rawat jalan non kusta. Tahun 2012 RS Sumber Glagah lulus penilaian ISO SMM 9001:2001 dan pada tahun yang sama ditetapkan sebagai RS khusus kusta tipe B. (*)

0 Response to "Jangan Ada Diskriminasi Penderita Kusta"

Posting Komentar