Sebuah tim ekspedisi
menemukan jalan rahasia untuk naik ‘gunung suci’ Penanggungan. Jalan ini diduga
dibangun untuk pertapaan dan pemujaan pada dewa beberapa abad silam.
idealoka.com
– Tim Ekspedisi Universitas Surabaya
(Ubaya) menemukan jalur pendakian kuno di Gunung Penanggungan, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur. “Setelah Gunung Penanggungan terbakar pada Agustus
sampai Oktober 2015, kami menerjunkan tim dan menggunakan kamera drone untuk merekam kondisi Penanggungan
dari atas,” kata arkeolog yang juga anggota Tim Ekspedisi Ubaya Luthfi Ismail di
Kampus 3 Ubaya Training Center (UTC), Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto,
30 Maret 2016.
Tampak cekungan yang merupakan jalan kuno mengitari Gunung Penanggungan (Dok. Tim Ekspedisi Ubaya) |
Dari rekaman kamera drone yang diambil 4 November 2015 terlihat
dua jenis jalur atau jalan pendakian kuno berupa jalan makadam yang dibuat dari
tumpukan batu. “Ada dua lapis jalan yang berbentuk memutar atau melingkar di
bagian bawah dan atas gunung. Selain itu juga ada yang berbentuk zig zag
yang menghubungkan dua lapis jalan yang melingkar tadi,” ujar arkeolog yang juga
dosen sejarah kuno di Universitas Negeri Malang ini.
Tim ekspedisi juga mencoba berjalan
di jalur pendakian kuno tersebut. “Lebarnya 1,5 sampai 2 meter sedangkan
panjangnya belum kami hitung,” kata Luthfi. Menurutnya, jalur model memutar
atau melingkar dan zig zag itu diduga sengaja dibuat agar aman.
“Jalan seperti ini aman dan tidak melelahkan karena tidak lurus menanjak,”
katanya.
Tim Ekspedisi Ubaya berjalan di jalan pendakian kuno Gunung Penanggungan (Dok. Tim Ekspedisi Ubaya) |
Tim Ekspedisi Ubaya sebenarnya sudah
lama menduga ada jalur-jalur kuno tersebut namun baru kali ini terlihat jelas
sebab lahan terbuka setelah terbakar. “Sebenarnya sudah lama kami menduga namun
baru kali ini diambil gambarnya dari atas dan tampak jelas,” kata Ketua Tim
Ekspedisi Ubaya Kusworo Rahadyan.
Kusworo mengatakan jalur pendakian kuno
itu berbeda dengan jalur pendakian yang selama ini digunakan oleh para pendaki.
Jalur yang digunakan pendaki cenderung lurus menanjak dan tidak melingkar
maupun zig zag. “Bahkan jalur yang selama ini digunakan pendaki itu memotong jalur
pendakian kuno,” katanya.
Jalan pendakian kuno berbentuk zig zag di Gunung Penanggungan (Dok. Tim Ekspedisi Ubaya) |
Kusworo mengakui jika selama ini
timnya sangat dibantu juru pelihara situs, warga, dan relawan dalam menelusuri
dan mendata situs-situs yang selama ini belum terdata termasuk jalur kuno.
“Jalur kuno itu sebenarnya sudah tergambar dalam peta survei terbitan
Belanda tahun 1951 oleh Van Romondt. Kami hanya mendokumentasikan ulang dengan
kamera drone,” ujarnya.
Tim Ekspedisi Ubaya melakukan ekspedisi
sejak tahun 2012 hingga 2016 dan menemukan sedikitnya 134 situs baru yang
sebelumnya terpendam diantaranya goa, candi, prasasti, arca, dan yang terbaru
adalah jalur pendakian kuno.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Trowulan Andi Muhammad Said mengapresiasi temuan Tim Ekspedisi Ubaya tersebut. Said
mengatakan temuan berupa jalur pendakian kuno itu merupakan bagian dari
kearifan lokal orang zaman dulu.
“Disitulah menunjukkan kearifan lokal orang
dulu supaya tidak capek. Itu salah satu cara menghadapi medan supaya tidak
berat. Itu seharusnya yang kita pakai sekarang, tidak menerobos membuat jalan
baru,” ujar arkeolog yang juga pernah meneliti situs-situs di Penanggungan ini.
(*)
0 Response to "Ada Jalan Rahasia Naik Gunung Penanggungan, Penasaran?"
Posting Komentar