Dok. Pemkab Banyuwangi |
idealoka.com – Puluhan
anak muda terlihat asik menyusuri Teluk Pangpang di Dusun Tegalrejo, Desa
Wringin Putih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 15 Oktober
2017. Tangan mereka masing-masing memegang bibit bakau atau mangrove. Bibit-bibit mangrove itu
akan mereka tanam di areal konservasi tanaman bakau tersebut.
Meski
sedikit sulit melangkah di lahan berlumpur, anak-anak muda yang merupakan
peserta Meet Up Seasoldier dan Mangrove Planting itu tak mengeluh
sedikit pun. Dengan antusias, mereka menancapkan bibit mangrove jenis
rizhopora di lahan yang telah disiapkan.
Di
tengah kerumunan, tampak satu sosok yang tidak asing bagi pecinta adventure, Nadine Chandrawinata. Bersama
rekannya, Dinni Septianingrum, Nadine sibuk memandu dan memperkenalkan cara
menanam mangrove. Aksi Nadine itu tidak sendiri, ia dibantu anggota Seasoldier
Banyuwangi. Mereka bahu membahu menebar 1.000 bibit mangrove yang ada.
“Ini
asik sekali. Sangat bermanfaat, apalagi bagi kami yang awam. Kalau tahu
sulitnya kayak gini, kita tentu akan berpikir ulang untuk merusak.
Jangan bisanya cuma menjadikan tempat ini sebagai tempat selfie aja, tapi harus
bisa ikut menjaga kelestariannya,” ujar Laili Mumtahanah yang baru
pertama kalinya menanam mangrove.
Laili memperhatikan sungguh-sungguh instruksi yang diberikan dan berhasil menanamkan bibit mangrove meski berulangkali terjatuh ke dalam lumpur.
Laili
mengaku tertarik untuk mengikuti kegiatan ini setelah melihat instagram
Seasoldier yang mengumumkan secara terbuka digelarnya penanaman mangrove di
Dusun Tegalrejo, Desa Wringin Putih, Muncar ini.
“Begitu
tahu, saya langsung mengajak teman-teman saya untuk ikutan. Semua menginap di
rumah saya di Kecamatan Tegaldlimo, dan pagi-pagi sekali sudah sampai di
Muncar,” kata Laili yang mengajak empat orang temannya. Mereka berlima tengah
menuntut ilmu di Fakultas MIPA Jurusan Fisika Universitas Jember.
Pendiri
Sea Soldier, Nadine Chandrawinata, mengaku aktivitas hari ini yang dilakukannya
bersama para pemuda peduli lingkungan ini memenuhi targetnya. “Isu yang kami
angkat lewat penanaman mangrove ini adalah memperkenalkan apa dan bagaimana
mangrove itu. Yang kami sasar adalah anak-anak muda yang notabene belum pernah
menanam mangrove,” kata Nadine.
Mantan
Putri Indonesia 2005 ini menilai anak-anak muda Banyuwangi termasuk aktif dalam
menyuarakan isu lingkungan, salah satunya di bawah bendera Seasoldier.
“Kami
terus men-support agar dalam setiap kegiatan kami, anak-anak belajar komitmen
diri. Selain dengan bertanam mangrove ini, kami juga rutin mengajak agar mereka
selalu buang sampah pada tempatnya, mengurangi pemakaian sedotan, selalu bawa
tumbler kemana-mana, nggak pake stryrofoam dan kalau belanja selalu bawa tas
sendiri sehingga nggak perlu pakai tas plastik,” jelasnya.
Poin
utamanya, kata Nadine, bagaimana kita menghidupkan tradisi jaman dulu, dimana nenek
moyang kita punya tradisi yang tidak merusak alam. Masyarakat diajarkan untuk
ramah lingkungan dan mau belajar mengubah perilaku buruknya terhadap
lingkungan. “Ingat lho, Indonesia itu penghasil sampah kedua terbesar di dunia.
Berapa juta ton sampah yang dihasilkan per hari. Itu baru dari aspek sampah,
belum masalah lingkungan lainnya,” ujar Nadine.
Apa yang
digagas Seasoldier ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan, kegiatan ini
merupakan bentuk peningkatan kepedulian lingkungan, yang mengajak generasi muda
untuk ikut terlibat di dalamnya dan ikut menularkan ‘virus’ tersebut pada
masyarakat sekitar.
“Kami
berharap akan terjadi perubahan pola pikir masyarakat untuk lebih peduli pada
lingkungan. Toh, dampaknya kita pula yang akan merasakan. Salah satunya
penanaman mangrove ini yang akan melindungi populasi ikan di perairan kita,”
ujar Hary.
Teluk
Pangpang memiliki luas 600 hektar. Dulunya tempat ini merupakan lahan mangrove
yang kemudian dialihfungsikan menjadi tambak-tambak. Itu terjadi pada
tahun 1980-an. Ketika pengusaha tambak bangkrut , areal ini dibiarkan
terbengkalai sehingga menjadi rusak. Akhirnya muncullah sekelompok orang yang
tergerak untuk mengembalikan lahan konservasi tersebut seperti sedia kala.
Pada tahun
2002/2003 mulailah mereka merintis kembali penanaman bakau di areal tersebut.
Kelompok ini menamakan dirinya Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Bangkit
Remaja Tegalpare (Baret).
Ketua
Pokmaswas Baret Muhammad Syaironi mengaku awalnya sulit mengajak warga untuk
melakukan peremajaan kembali terhadap mangrove. “Butuh kesabaran untuk mengajak
mereka. Hanya beberapa gelintir saja yang mau terjun. Tapi lama kelamaan
masyarakat mau terlibat dengan sukarela, sebab mereka sadar manfaat yang timbul
dengan adanya mangrove. Misalnya produksi ikan, kepiting dan udang yang
meningkat pesat,” kata Roni.
Sejak
saat itu masyarakat rutin melakukan peremajaan mangrove di kawasan yang berada
di bawah pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo dan Perhutani itu termasuk
melakukan pembibitan sendiri di sana.
Komunitas
Sea Soldier Banyuwangi pun membantu melengakpi fasilitas dengan adanya beragam
tulisan yang mengajak untuk peduli lingkungan dan tidak buang sampah sembarangan.
Serta menyediakan tempat-tempat sampah di pondok-pondok yang berada di jalur
trekking mangrove.
Sekarang
kawasan konservasi yang dinamakan warga sebagai Panorama Kili-Kili Teluk
Pangpang ini banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana edukasi tentang
tanaman bakau. Ada jalur tracking
yang dibuat untuk menyusuri areal penanaman bakau.
Tempat
ini juga nyaman sebagai arena rekreasi keluarga. Pengunjung bisa menikmati
bersantai di bawah hawa sejuk mangrove dan mengenal aneka satwa khas
kawasan mangrove Teluk Pangpang. Seperti burung blekok sawah (Javan pond heron), jalak penyu (Javan myna), dan aneka warna kepiting
seperti kepiting bakau ungu, hijau, dan jingga.Belakangan, perekonomian
warga sekitar juga meningkat. Para isteri nelayan mendirikan warung-warung yang
ramah lingkungan di sekitar areal wisata mangrove ini. (*)
Sumber: https://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/nadine-chandrawinata-ajak-anak-muda-banyuwangi-tanam-mangrove-di-teluk-pangpang.html
0 Response to "Serunya Tanam Bakau Bersama Nadine Chandrawinata "
Posting Komentar