Kuliner dawet yang satu ini agak berbeda.
Lebih lezat dan lembut karena takaran yang pas dan kualitas bahannya. Bagaimana
nikmatnya?
idealoka.com – Dawet sudah
jadi kekayaan kuliner minuman Indonesia. Namun dawet khas ‘Kota Reog’ Ponorogo,
Jawa Timur, ini lebih lezat dan menyimpan sejarah panjang. Sekilas, minuman ini
tidak terlalu berbeda dengan dawet-dawet dari daerah lain. Berisi air gula,
cendol, santan dan lebih segar dicampur es. Tapi dawet yang satu ini jelas
menyegarkan.
Dawet
jabung menjadi berbeda karena berbagai keunikan dan legenda yang lekat padanya.
Mulai dari cara penyajian, keasyikan suasana warungnya, hingga mitos yang terus
beredar dari mulut ke mulut. Hal ini membuat dawet jabung semakin mendapat
tempat, bukan saja di Ponorogo, tetapi juga hingga di luar daerah.
Dari
sisi resep, dawet jabung mirip dengan dawet pada umumnya. Komposisinya adalah
air gula merah yang dicampur dengan cendol yang terbuat dari sagu aren.
Kadang-kadang ada pula campuran nangka dan ada pula yang melengkapinya dengan
gempol. Setelah itu baru dituangi santan. Rasa manis bercampur gurih ditambah
rasa segar dari cendol pasti membuat kangen penikmatnya. Apalagi kalau
ditambahkan es batu yang pasti membuat minuman ini semakin segar.
Fitri,
salah satu penjual dawet mengatakan, salah satu kekhasan dawet jabung adalah
pada cendol yang terbuat dari sagu aren tersebut. Sagu aren ini didapatkan dari
Ponorogo sendiri. Yaitu dari kawasan Ngebel di sekitar lereng Gunung Wilis di
bagian timur Ponorogo. Cendol yang kenyal dengan tekstur yang halus memang
memberi sapaan tersendiri bagi lidah penikmatnya. Hhhmmm, benar-benar segar.
Ternyata
bukan perkara mudah untuk bisa membuat cendol khas dawet jabung ini. “Tidak
semua orang bisa lho. Harus pas takarannya. Ya airnya, ya sagunya. Kalau tidak
pas jadi terlalu lembek, atau terlalu keras dan tidak enak saat dikunyah,” ujar
Fitri.
Karena
itu, saat ini ibunya, Bu Legik, sering didatangi orang-orang yang ingin belajar
membuat cendol. “Mereka datang dan belajar di sini. Setelah itu baru membuat
sendiri untuk berdagang dawet di daerah lain,” ujar Fitri.
Tak
terhitung jumlah orang yang telah mempelajari pengolahan cendol dan resep
membuat dawet jabung. Sebab itu wajar bila kini dawet jabung tak hanya dijual
di Ponorogo, tapi juga di berbagai kota di Indonesia, termasuk di ibukota
Jakarta. (bersambung)
Penulis:
Dili Eyato
Jurnalis dan fotografer di Ponorogo, Jawa Timur
dilieyato.foto@yahoo.com
0 Response to "DAWET JABUNG (1): Dawet Legendaris dari Lereng Wilis"
Posting Komentar